Determinasi Teknologi (Dampak Pada Anak)
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2016. |
Istilah “Teknologi” berasal dari kata “techne” yaitu cara dan “logos” yaitu pengetahuan. Secara harafiah teknologi dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang cara. Teknologi merupakan cara melakukan sesuatu untuk memenuhi atau melengkapi kebutuhan manusia dengan bantuan suatu alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau memberdayakan anggota tubuh, panca indra dan otak manusia.[1] Sebuah teknologi memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap masyarakat terutama pada perubahan sosial dan budaya seseorang yang sering disebut dengan Determinisme Teknologi.[2] Ide dasar dari teori Determinisme Teknologi adalah suatu perubahan yang terjadi pada segala macam cara berkomunikasi yang secara tidak langsung akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu dengan bagaimana cara mereka berpikir, berperilaku dalam suatu masyarakat dan teknologi tersebut yang pada akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain.[3] McLuhan memiliki sebuah pemikiran di mana budaya seseorang dibentuk oleh bagaimana cara seseorang itu berkomunikasi. Paling tidak ada beberapa tahapan yang layak untuk disimak. Pertama, Penemuan dalam sebuah teknologi komunikasi akan menyebabkan sebuah perubahan budaya. Kedua, perubahan yang ada di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya akan membentuk sebuah kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana dengan yang dikatakan oleh McLuhan bahwa “Kita membentuk suatu peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan itu akhirnya akan membentuk atau mempengaruhi di kehidupan kita sendiri”.[4]
Teknologi komunikasi membuat suatu pesan dan membentuk perilaku seseorang. Radio menghantarkan suara kepada seseorang melewati indra pendengaran (audio), sementara televisi tidak hanya menghantarkan suatu suara dari pendengaran tetapi juga suatu penglihatan (audio visual). Apa yang dialami dari dua media tersebut akan masuk ke dalam sebuah perasaan manusia dan akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita. Yang mengakibatkan seseorang selalu ingin menggunakannya secara terus menerus. Dimana McLuhan menyampaikan pada kesimpulannya bahwa media adalah pesan itu sendiri (the medium is the message). Media tak lain dan tak bukan adalah suatu alat untuk memperkuat, memperkeras dan memperluas dari fungsi dan perasaan manusia. Dengan kata lain, masing-masing dari penemuan pada media baru yang betul-betul dipertimbangkan untuk dapat memperluas beberapa kelebihan baik dari kemampuan dan kecakapan manusia. Misalnya, mengambil dan membaca sebuah buku. Dengan hal tersebut buku dapat memperluas cakrawala, kecakapan, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Seperti yang sering dikatakan oleh masyarakat umum, buku merupakan jendela dunia yang artinya dengan buku kita akan bisa melihat dunia.[5]
Teknologi telah digunakan oleh manusia sejak dahulu tidak hanya mempengaruhi usia orang dewasa dan remaja, tetapi juga pada usia anak-anak. Ditahap pertumbuhan manusia fase anak-anak merupakan fase di mana mereka memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar.Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi mengakibatkan dilemma yang dirasakan oleh seseorang yaitu di mana seseorang semakin didominasi oleh teknologi komunikasi yang diciptakannya sendiri. Teknologi komunikasi bukannya dikontrol oleh manusia namun justru kebalikannya, kita yang dikontrol oleh mereka.
Perubahan Mode Komunikasi[sunting | sunting sumber]
Perubahan pada sebuah mode komunikasi membentuk atau menciptakan suatu budaya dengan melalui beberapa tahapan, yaitu:
- Dengan adannya penemuan dalam sebuah teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya.
- Perubahan yang terjadi didalam suatu jenis-jenis komunikasi akan membentuk kehidupan manusia.
- Peralatan untuk berkomunikasi dapat mempengaruhi kehidupan kita sendiri.
Dengan telah dilaluinya ketiga tahapan di atas, maka pada akhirnya setiap dari peralatan tersebut membentuk atau mempengaruhi kehidupan manusia. Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan beberapa perubahan besar yang terbagi dalam empat periode atau era.[6]
Tahapan Mc Luhan Terhadap Sejarah Kehidupan Manusia[sunting | sunting sumber]
- Tribal Age. Pada Era purba atau Era suku zaman dahulu manusia hanya mengandalkan indra pendengaran dalam berkomunikasi. Komunikasi pada masa ini hanya berdasarkan narasi, dongeng, tuturan dan sejenisnya. Sehingga telinga adalah raja, yang memiliki arti hearing is believing dan kemampuan visual manusia belum banyak diandalkan dalam komunikasi. Era primitif ini akhirnya tergeser dengan di temukannya alphabet atau huruf.
- Literate Age. Sejak ditemukannya huruf dan alphabet akhirnya manusia berkomunikasi di mana indra penglihatan menjadi dominan saat ini, mengalahkan indra pendengaran. Manusia berkomunikasi tidak lagi mengandalkan tuturan tetapi lebih kepada tulisan.
- A print Age. Semenjak ditemukannya mesin cetak menjadikan alphabet semakin tersebar luas. Kehadiran mesin cetak membuat manusia berkreasi dalam mengembangkan cara-cara berkomunikasi.
- Electronic Age. Pada masa ini ditandai dengan ditemukannya berbagai alat sebagai kemajuan teknologi komunikasi. Contohnya seperti telegraph, telepon, radio, film, televisi, VCR, mesin fax, computer dan internet. Manusia menjadi hidup di alam yang di sebut “Global Village”, di mana dengan media massa dapat berhubungan dengan yang lainnya tanpa batas negara. Pada era elektronik seperti saat ini media pada hakekatnya telah mempengaruhi cara berpikir, merasakan, dan bahkan bertingkah laku.[7]
Meta Teoretis Asumsi McLuhan[sunting | sunting sumber]
McLuhan membuat sebuah meta teoretis asumsi dari teorinya yaitu:
- Asumsi Ontologism, di mana seseorang akan mulai beradaptasi dengan sebuah media yang mereka gunakan sehingga mereka akan dapat mengirim dan menerima pesan seperti orang lainnya.
- Asumsi Epistemologis, di mana terdapat sebuah kebenaran dengan cara mengamati apa yang telah terjadi dari waktu ke waktu. Sebagai suatu perubahan menengah begitu pula cara masyarakat dalam berkomunikasi. Orang-orang hanya dapat menggunakan sebuah media yang diciptakan. Seperti pada hal nya telepon digunakan untuk berbicara melalui saluran atau surat elektronik untuk berbicara melalui komputer. Jika media yang impersonal seperti televisi maka pesan tersebut juga termasuk yang disebut impersonal.
- Asumsi Aksiologis, teori memiliki sebuah tujuan dari dalam diri setiap orang yang akan bertindak dan merasa sama dengan tidak mempedulikan media apa yang mereka akan gunakan asalkan mereka menggunakan media yang sama. Nilai tidak terlibat karena terbukti dari terlihatnya melalui pengamatan.[8]
0 komentar:
Posting Komentar